Mengikuti cerita serial film Halfworlds di HBO selama beberapa minggu, tanpa tahu isi ceritanya akibat kalau nonton film ini selalu ketiduran di sela-sela filmnya tayang (pertanda kalau film ini kurang menarik?) akhirnya saya mengulangi lagi nonton Halfworlds sebanyak 5 episode berturut-turut pada 1 Januari 2016 di HBO. Saya harus tahu ini film ceritanya apa sih? Karena ini film Indonesia yang diputar di HBO Asia.
Film dimulai dengan animasi yang menggambarkan jaman dahulu kala dengan narasi yang kurang lebih dari episode pertama sbb,
Dahulu kala God (Dewa) menciptakan Demit dari kawah gunung berapi, dan hidup bersama-sama dengan manusia. Lama-kelamaan Demit membantu/menolong manusia dari serangan monster dan akhirnya manusia tergantung pada Demit, dan mereka hidup berdampingan seterusnya. Sampai suatu waktu Dewa menjanjikan The Gift yang ternyata merupakan kutukan yang menyebabkan Demit dan manusia berperang dan pada akhirnya hanya tersisa 5 klan/kelompok Demit.
Rupa para Demit ini serupa dengan manusia, hanya tiap kelompok mempunyai tanda pengenal di badan mereka berupa tatoo. Demit yang tersisa adalah:
- Genderuwo, laki-laki lapar daging dan haus darah, megambil darah manusia langsung dari jantung korban.
- Kuntilanak, wanita cantik haus darah dan selalu mempermainkan korbannya (laki-laki) dengan merayu, mencumbu dan akhirnya juga membunuhnya.
- Palasik, wanita cantik yang mencari korbannya adalah wanita hamil dengan menghisap janin si korban.
- Tuyul, bocah laki-laki yang selalu dimanfaatkan manusia untuk mencuri dan membunuh.
- Banaspati, laki-laki yang penggambarannya ada api di kepalanya, bisa menerawang pikiran orang yang sudah mati.
Lalu ada tokoh Juragan, dia adalah manusia yang mengontrol keseimbangan antara Demit dan Manusia, boleh dibilang Juragan ini menguasai para Demit.
Detektif Polisi, tokoh penegak hukum yang “dibayar” oleh Juragan untuk membereskan pekerjaan para Demit, misalnya membereskan para korban Demit dan mengamankan TKP.
Juragan dan Detektif Polisi
Lalu ada lagi tokoh yang disebut Halfbreed, keturunan dari campuran antara Demit dan Manusia. Tak disukai oleh para Demit, bahkan diburu untuk dibunuh.
Sarah, tokoh wanita yang pekerjaannya adalah artis, orangtuanya tewas oleh Palasik pada jaman kerusuhan di Jakarta tahun 1998. Dan dipercaya bahwa Sarah akan menjadi The Gift. Hanya saja dia tidak tahu caranya bagaimana.
Sarah dan Halfbreed (Barata)
The Gift, ini yang kurang jelas, menjadi The Gift harus mengumpulkan 3 simbol dewa lalu di restui oleh Juragan. Para Demit berebut ingin menjadi The Gift.
Episode 6
Di episode ini dijelaskan bahwa Barata (Halfbreed) adalah The Gift yang sudah hidup selama 300 tahun dan dia sepertinya mencari penggantinya atau teman untuk mendampinginya sebagai The Gift. Sarah adalah Halfbreed yang artinya dia adalah The Gift. Tiga simbol dewa yang harus dikumpulkan berupa sebuah simbol utuh kalau ketiganya digabungkan, dan Sarah mempunyai simbol itu (tiba-tiba saja muncul…?).
Episode 7 dan 8
Sarah yang menolak menjadi The Gift meminta Barata untuk menghilangkan simbol yang tiba-tiba muncul di tubuhnya, ternyata tidak semudah itu, simbol itu tetap ada disana.
Sarah yang memperlihatkan simbol The Gift pada Pinung
Juragan memanfaatkan semua unsur, dia menjanjikan Tony (Genderuwo) dan Rose (Kuntilanak) akan menjadi The Gift apabila bisa menyerahkan 3 simbol dewa. Mereka sudah punya 2 yang diambil dari kelompok Banaspati dan monster lain. Satu simbol rupanya ada di tangan Juragan yang diberikan kepada Gorga. Juragan menjanjikan pada Marni (Palasik) untuk membunuh siapapun yang menang dari pertarungan antara Tony dan Rose melawan Gorga (Banaspati), tapi Marni tidak percaya dengan Juragan.
Barata ingin membunuh Juragan karena dianggap dialah tokoh yang memanfaatkan dunia demit dan manusia untuk kepentingan pribadinya, dan Juragan ingin membunuh Barata dan menguasai Sarah dengan bujukan bahwa ibunya Hayati masih hidup.
Pada akhirnya Sarah harus menerima kenyataan bahwa dia adalah The Gift, yang bisa memberikan manfaat positif bagi semua demit dan manusia, walaupun tidak 100% bisa ia penuhi.
Secara umum film ini dibuat menarik, bukan film hantu atau setan seperti yang kita tahu selama ini. Ada anggapan bahwa hantu atau setan Indonesia itu jelek, menakutkan, tidak gaya dan konyol. Dengan penampilan demit seperti manusia dan hidup layaknya seperti manusia tentunya agak berbeda dan lebih enak dilihat.
Pendapat pribadi saya tidak suka dengan alur cerita yang tidak teratur dan tidak terarah, membingungkan dan tidak jelas. Saya banyak menonton film barat yang juga mempunyai cerita maju mundur dan lompat sana sini, tapi masih bisa diikuti. Bahkan di akhir episode saja masih meninggalkan banyak pertanyaan, apakah ada season keduanya?
Adegan yang jarang bisa dilihat di channel TV Indonesia
Pada film ini banyak adegan dan detail yang tak penting tapi terlalu diexpose, sedangkan detail atau penjelasan dari suatu adegan yang lebih dibutuhkan untuk dimengerti justru terlewatkan. Adegan laga bagus, adegan pembunuhan atau tusuk menusuk dengan darah muncrat kemana-mana hebat dan sadis, adegan sexnya …wow… termasuk berani, mengingat film Indonesia termasuk yang anti adegan sex. Anak di bawah umur sebaiknya tidak nonton film ini.
Halfworlds, film yang tetap membingungkan …. tapi memang Demit itu masih ada di sekitar kita.