Monthly Archives: September 2011

Dewi Drupadi Versi Mahabharata dan Wayang Jawa

Standar

Dropadi, Drupadi, atau Draupadi (Sanskerta: द्रौपदी; Draupadī) adalah salah satu tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah puteri Prabu Drupada, raja di kerajaan Panchala. Pada kitab Mahabharata versi aslinya, Dropadi adalah istri para Pandawa lima semuanya. Tetapi dalam tradisi pewayangan Jawa di kemudian hari, ia hanyalah permaisuri Prabu Yudistira saja.

Dewi Dropadi versi Mahabharata

Dalam kitab Mahabharata versi India dan dalam tradisi pewayangan di Bali, Dewi Dropadi bersuamikan lima orang, yaitu Panca Pandawa. Pernikahan tersebut terjadi setelah para Pandawa mengunjungi Kerajaan Panchala dan mengikuti sayembara di sana. Sayembara tersebut diikuti oleh para kesatria terkemuka di seluruh penjuru daratan Bharatawarsha (India Kuno), seperti misalnya Karna dan Salya. Para Pandawa berkumpul bersama para kesatria lain di arena, namun mereka tidak berpakaian selayaknya seorang kesatria, melainkan menyamar sebagai brahmana. Di tengah-tengah arena ditempatkan sebuah sasaran yang harus dipanah dengan tepat oleh para peserta dan yang berhasil melakukannya akan menjadi istri Dewi Dropadi.

Para peserta pun mencoba untuk memanah sasaran di arena, namun satu per satu gagal. Karna berhasil melakukannya, namun Dropadi menolaknya dengan alasan bahwa ia tidak mau menikah dengan putera seorang kusir. Karna pun kecewa dan perasaannya sangat kesal. Setelah Karna ditolak, Arjuna tampil ke muka dan mencoba memanah sasaran dengan tepat. Panah yang dilepaskannya mampu mengenai sasaran dengan tepat, dan sesuai dengan persyaratan, maka Dewi Dropadi berhak menjadi miliknya. Namun para peserta lainnya menggerutu karena seorang brahmana mengikuti sayembara sedangkan para peserta ingin agar sayembara tersebut hanya diikuti oleh golongan kesatria. Karena adanya keluhan tersebut maka keributan tak dapat dihindari lagi. Arjuna dan Bima bertarung dengan kesatria yang melawannya sedangkan Yudistira, Nakula, dan Sadewa pulang menjaga Dewi Kunti, ibu mereka. Kresna yang turut hadir dalam sayembara tersebut tahu siapa sebenarnya para brahmana yang telah mendapatkan Dropadi dan ia berkata kepada para peserta bahwa sudah selayaknya para brahmana tersebut mendapatkan Dropadi sebab mereka telah berhasil memenangkan sayembara dengan baik.

Setelah keributan usai, Arjuna dan Bima pulang ke rumahnya dengan membawa serta Dewi Dropadi. Sesampainya di rumah didapatinya ibu mereka sedang tidur berselimut sambil memikirkan keadaan kedua anaknya yang sedang bertarung di arena sayembara. Arjuna dan Bima datang menghadap dan mengatakan bahwa mereka sudah pulang serta membawa hasil meminta-minta. Dewi Kunti menyuruh agar mereka membagi rata apa yang mereka peroleh. Namun Dewi Kunti terkejut ketika tahu bahwa putera-puteranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, namun juga seorang wanita. Dewi Kunti tidak mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri Panca Pandawa.

Dalam kitab Mahabharata versi aslinya, dan dalam tradisi pewayangan di Bali, suami Dropadi berjumlah lima orang yang disebut lima Pandawa. Dari hasil hubungannya dengan kelima Pandawa ia memiliki lima putera, yakni:

  1. Pratiwinda (dari hubungannya dengan Yudistira)
  2. Sutasoma (dari hubungannya dengan Bima)
  3. Srutakirti (dari hubungannya dengan Arjuna)
  4. Satanika (dari hubungannya dengan Nakula)
  5. Srutakama (dari hubungannya dengan Sadewa)

Kelima putera Pandawa tersebut disebut Pancawala atau Pancakumara.

Dewi Drupadi versi Wayang Jawa

Dalam budaya pewayangan Jawa, khususnya setelah mendapat pengaruh Islam, Dewi Dropadi diceritakan agak berbeda dengan kisah dalam kitab Mahabharata versi aslinya. Dalam cerita pewayangan, Dewi Dropadi dinikahi oleh Yudistira saja dan bukan milik kelima Pandawa. Cerita tersebut dapat disimak dalam lakon Sayembara Gandamana. Dalam lakon tersebut dikisahkan, Yudistira mengikuti sayembara mengalahkan Gandamana yang diselenggarakan Raja Dropada. Siapa yang berhasil memenangkan sayembara, berhak memiliki Dropadi. Yudistira ikut serta namun ia tidak terjun ke arena sendirian melainkan diwakili oleh Bima. Bima berhasil mengalahkan Gandamana dan akhirnya Dropadi berhasil didapatkan. Karena Bima mewakili Yudistira, maka Yudistiralah yang menjadi suami Dropadi. Dalam tradisi pewayangan Jawa, putera Dropadi dengan Yudistira bernama Raden Pancawala. Pancawala sendiri merupakan sebutan untuk lima putera Pandawa.

Terjadinya perbedaan cerita antara kitab Mahabharata dengan cerita dalam pewayangan Jawa karena pengaruh perkembangan agama Islam di tanah Jawa. Setelah kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu runtuh, munculah Kerajaan Demak yang bercorak Islam. Pada masa itu, segala sesuatu harus disesuaikan dengan hukum agama Islam. Pertunjukan wayang yang pada saat itu sangat digemari oleh masyarakat, tidak diberantas ataupun dilarang melainkan disesuaikan dengan ajaran Islam. Menurut hukum Islam, seorang wanita tidak boleh memiliki suami lebih dari satu. Maka dari itu, cerita Dewi Dropadi dalam kitab Mahabharata versi asli yang bercorak Hindu menyalahi hukum Islam. Untuk mengantisipasinya, para pujangga ataupun seniman Islam mengubah cerita tersebut agar sesuai dengan ajaran Islam.

Sumber tulisan dari Wikipedia

Penipuan dengan Berita Keluarga Kena Musibah

Standar

(luwuraya.net)

Belum lama ini saya menuliskan Penipuan Lewat SMS, dari yang minta pulsa, tertarik membeli property yang mau kita jual, tawaran agen pulsa, transfer uang ke rekening seseorang, dan masih banyak lagi lainnya.

Beberapa hari yang lalu saya mendapat kabar dari saudara saya kalau supir temannya tertipu lewat pemberitahuan bahwa anaknya yang bernama Mira masuk rumah sakit Pertamina, telpon dari sekolahnya Mira katanya. Tentu saja mendengar berita ini orang tua Mira menjadi panik. Kemudian dikatakan juga untuk mentransfer uang sebesar Rp. 7.000.000 supaya anaknya cepat ditangani.

Sang ibu langsung menuju ATM untuk mentransfer sejumlah uang sedangkan sang bapak menelpon kawannya untuk mencek keadaan anaknya di rumah sakit Pertamina. Akhirnya dapat kabar kalau si anak Mira tidak terdaftar di rumah sakit Pertamina, ketika dikabarkan ke sang bapak, ternyata si anak Mira sehal walfiat setelah si bapak berhasil menghubunginya, tapi uang sudah melayang sebesar Rp. 1.500.000.

Penipuan ini sangat meyakinkan dan bisa berhasil untuk beberapa kasus, karena memakai nama salah satu kerabat keluarga. Siapa yang tidak panik mendengar anaknya kecelakaan apalagi di telpon mengakunya dari sekolah si anak. Repotnya lagi kalau anak tidak bisa dihubungi alias tidak punya hape atau tidak bisa menjawab panggilan hape, sedangkan untuk mengecek kembali ke telpon sekolah anak, biasanya tidak tahu nomer telpon sekolah anak.

Saya sendiri juga mempunyai pengalaman mirip, hanya saja tidak berjalan dengan sukses. Ceritanya, ketika saya melihat di hape saya terdapat 1 missed call saya mencoba untuk menelpon kembali nomer yang tertera, ternyata saya menelpon sebuah rumah sakit umum di kawasan Jakarta Timur, agak heran juga ketika saya tanyakan apakah ada yang menelpon saya, dijawab tidak. Ketika saya menanyakan apakah ada nama saudara saya yang terdaftar di rumah sakit tersebut, dijawab tidak ada. Tentu saja saya yakin tidak ada, karena keluarga saya sangat jarang sekali berada di kawasan Jakarta Timur. Akhirnya saya menelpon saudara saya, dan dia berada di suatu tempat dalam keadaan sehat walfiat, dan saya segera tahu kalau saya nyaris jadi korban penipuan.

Berdasarkan pengalaman tersebut ketika saya menerima telpon dari seseorang yang mengaku sebagai satpam dari Rumah Sakit di daerah Pamulang yang mengabarkan kalau saudara saya korban tabrak lari, kecelakaan naik sepeda di tabrak motor, dan diminta datang ke rumah sakit untuk mengurus administrasi, saya menjadi curiga karena kenapa satpam yang telpon, bukan bagian administrasi rumah sakit? Apalagi si satpam meninggalkan nomer hape pribadi dan nomer telpon lainnya, saya tidak tahu apakah itu nomer rumah sakit.

Terus terang saja, mendapat kabar seperti itu membuat saya agak sedikit panik, ditambah curiga dan bingung karena pada hari itu saya akan pergi untuk acara pemakaman salah satu keluarga. Ketika saya mengabarkan ke saudara saya yang lain, dia sudah dalam posisi mau jalan dan tidak bisa menemani karena yang meninggal adalah mertuanya.

Kemudian saya mencoba untuk menghubungi 108 dengan menyebutkan nama rumah sakit untuk mencari tahu nomer telponnya. Saya berhasil menelpon rumah sakit, awalnya dibilang tidak ada nama saudara saya, ketika saya bilang saya ditelpon satpam karena ada korban tabrak lari baru dibilang ada di UGD, apa gak jadi curiga? Ketika saya minta disambungkan dengan pasien, dibilang tidak bisa karena sedang dilakukan tindakan. Ditanya tindakan apa, hanya dijawab ya tindakan seperti pemeriksaan kepala, ada yang patah atau tidak dan sebagainya. Tambah yakin saja kalau ini penipuan, sementara hubungi hapenya, tidak dijawab.

Disamping itu saya  berhasil menghubungi saudara jauh  di Pamulang, walaupun sedang sakit akhirnya saudara jauh tersebut memaksakan diri pergi karena dia tahu rumah sakit tersebut kurang baik reputasinya, dan kalau memang benar ada, dia yang akan bereskan dan mengabari saya.

Akhirnya memang saudara saya ada di rumah sakit tersebut, ditabrak motor yang jalan melawan arus sebenarnya, ditolong dibawa ke rumah sakit tapi ditinggal kabur. Ketika mau keluarin saudara saya, sempat dimintai duit dengan alasan sudah menjaga sepedanya, heran sudah kena musibah masih juga dipalak. Satu lagi saudara saya lupa bawa hape tapi memang memberikan nomer saya untuk dihubungi.

Berdasarkan pengalaman di atas, saya menjadi lebih berhati-hati dalam menerima telpon atau sms yang mengabarkan sesuatu misal berita kecelakaan, cobalah untuk tidak panik, segera hubungi rumah sakit yang disebut untuk mencek kembali apakah benar beritanya, usahakan untuk tidak menelpon ke nomer yang diberikan si pemberi berita, cari nomer lain di penerangan (108), biasanya rumah sakit punya lebih dari satu nomer. Apabila dimintakan untuk transfer uang, janganlah percaya karena itu sudah pasti penipuan, katakan saja akan bayar sendiri di kasir rumah sakit. Pada prinsipnya memang jangan panik supaya bisa berpikir jernih!


 

Penipuan Lewat SMS

Standar
(lintasberita.com)

(lintas berita.com)

Beberapa bulan yang lalu pemilik Handphone rata-rata pernah mendapat sms dari bapak atau ibu palsu yang minta dibelikan pulsa dengan alasan pulsa habis dan memakai handphone orang lain. Lucunya kalau minta pulsa ke anaknya harusnya ya kirim ke nomor handphone sendiri (nomor lama) bukan ke nomor baru, herannya juga kok si anak begitu saja bisa tertipu untuk mengirim pulsa ke nomor baru tersebut.

Saya pernah sampai beberapa kali menerima sms penipuan minta pulsa bahkan dalam sms bahasa jawa juga pernah, hal ini membuat saya jadi tertawa geli, karena saya kurang paham, tapi intinya tidak jauh-jauh dari minta pulsa juga. Kadang kalau lagi iseng saya balas dengan sms “pulsa sudah dikirim” atau dengan balasan yang lebih nyeleneh “masa sih udah mati masih pake hape untuk komunikasi?”

Dulu ketika saya mau jual rumah, saya pasang iklan baris di media cetak, otomatis saya menyertakan nomor hape yang bisa dihubungi. Mulailah saya menerima sms siluman yang cukup meyakinkan bagi pemilik rumah yang tidak tinggal di rumah yang mau dijual, misalnya “Saya ibu/bapak XYZ sudah lihat rumah yang dijual, saya tertarik mengenai harga bisa hubungi suami/istri saya di nomor 081xxxxxxxxx (disebutkan nomor hapenya) karena saya sedang di perjalanan keluar kota atau akan meeting dan sejuta alasan lain.”

Kebetulan saya memang tidak tinggal di rumah yang mau dijual dan rumah tersebut saya titipkan pada saudara saya yang tinggal tidak jauh dari rumah yang akan dijual, jadi rumah tersebut rumah kosong, yang ada hanya penjaga kompleks yang saya titipkan kunci rumah kalau ada calon pembeli yang mau lihat.

Mendapat sms seperti ini, otomatis saya menelpon saudara atau penjaga kompleks untuk menanyakan apakah ada ibu/bapak XYZ yang datang melihat rumah, ternyata tidak ada. Saya segera tahu kalau sms ini adalah penipuan, saya tidak pernah merespon sms tersebut karena saya agak ngeri juga kalau bisa terbujuk untuk mengirim sejumlah uang ke rekening si penipu.

Pengalaman teman saya adalah merespon nomer hape dan dijawab berniat untuk membeli bahkan berjanji akan menyetor uang muka, untungnya teman saya tahu kalau itu adalah penipuan. Teman saya memberikan nomor rekeningnya, kebetulan saldonya adalah saldo minimum sekitar Rp. 50.000, dan mengatakan kalau sudah ditransfer uang muka, surat tanah akan diberikan. Ternyata dia minta ketemu dan mau lihat surat tanahnya dulu, baru akan transfer. Akhirnya teman saya memutuskan untuk tidak melayani permintaan tersebut karena sejak awal sudah tahu kalau itu adalah penipuan.

Ada juga penipuan menawarkan kita sebagai agen pulsa lewat sms, saya berharap tidak ada yang tertipu untuk tergiur menjadi agen pulsa dari sms tidak jelas.

Penipuan lain yang belum lama ini saya terima adalah permintaan untuk mentransfer uang, anehnya tidak menyebut berapa jumlah uangnya dan untuk apa, tapi disertakan nama dan nomer rekening dari suatu bank, ditambah untuk mengabarkan lewat sms atau telpon kalau sudah ditransfer. Sudah dua kali saya menerima sms seperti itu, dan masih saya simpan, “Krm ke bni aja a/n rusdi no rek 0200227435, klo uda dkrm sms ke no ini aja ya 08999999224” terima sms dari nomor hape 087875356092. Satu lagi saya adalah “Uangnya dikirim saja ke rek BCA. A/N. Adnan Hidayat no. 8810289571. Tlp/sms kalau sudah dikirim” terima sms dari nomor hape 08991758400. Sms yang kedua saya balas beberapa hari kemudian “dah dikirim” tentu saja tanpa mengirim uang.

Juru Bicara BI, Difi Johansyah mengungkapkan perbuatan tersebut semata-mata dilakukan untuk menipu masyarakat sebagai nasabah bank yang dengan seketika merasa terhipnotis untuk mengirimkan uangnya.

“Menindaklanjuti banyaknya SMS yang meminta untuk mentransfer ke rekening tertentu, BI dan Working Group mediasi perbankan telah melakukan pengecekan terhadap beberapa rekening,” ungkapnya.

“Ternyata rekening dimaksud adalah rekening yang dibuka dengan identitas tidak benar ataupun dibuka dikota tertentu namun hasil trasfer ditarik dikota lain,” imbuhnya.

Namun modus ini tergolong baru dan BI belum mengumpulkan data berapa nasabah yang tertipu akibat pesan singkat seperti ini.(Detik Finance)

Saran saya kalau ada teman-teman menerima sms aneh-aneh yang tidak jelas sebaiknya berhati-hati, apalagi kalau di sms tak dikenal tersebut jelas-jelas minta dikirim uang atau pulsa.  Sedangkan untuk sms penipuan yang tertarik untuk membeli property yang akan dijual, jangan menyerahkan surat tanah dan dokumen lain kalau tidak di hadapan notaris yang kita kenal baik serta perjanjian pembayaran property, jangan lupa pakai meterai.

Dimuat di Kompasiana tanggal 20 September 2011

Patung Berbusana Batik di Istana Bogor

Standar

Heboh dengan berita pengrusakan patung-patung tokoh wayang di Purwakarta, tentunya tidak lupa dengan patung Tiga Mojang di Bekasi, Patung Buddha di Tanjung Balai yang juga menjadi korban dari golongan tertentu yang tidak suka ada patung tersebut, karena bisa menganggu keimanan seseorang atau masyarakat setempat.

Bagi yang pernah berkunjung ke Istana Bogor, atau yang belum pernah kesana mungkin sudah baca-baca dari berita-berita di media cetak atau online, tentunya tahu kalau koleksi patung dan lukisan di istana Bogor sangatlah banyak. Koleksi tersebut ada yang berasal dari hadiah negara sahabat atau karya seni dari seniman Indonesia.

Koleksi patung dari negara sahabat selain indah dan berseni juga menimbulkan kerepotan tersendiri kalau ada acara kenegaraan di Istana Bogor. Bisa dibaca juga tulisan dari Wisnu Nugroho Dilarang Telanjang di Istana di Kompasiana, bagaimana repotnya petugas Istana menutup aurat dari patung pada saat kunjungan Presiden Bush.

Patung Tanpa Busana (foto 1)

Patung Berbusana Batik (foto 2)

Semoga saja pada waktu itu Presiden Bush tidak memperhatikan dan berpikir “kenapa ada manequin berbaju batik di istana?”

Bisa juga kalau mau lihat foto-foto koleksi patung yang “katanya” memperlihatkan aurat si patung pada tulisan  Hamzah Palalloi, di Kompasiana tapi jangan kecewa karena sudah disensor dengan rapi oleh si penulis demi kenyamanan pembaca.

Sebaiknya pemakaian busana ke patung perunggu ini melihat situasi dan kondisi agar tidak malu-maluin kepala negara. Tamu negara yang mengetahui riwayat patung tersebut tentunya akan tercengang melihat “keanehan” yang dilakukan oleh petugas istana Bogor, dan jangan sampai kepala negara dianggap tidak tahu menghargai suatu seni.

Patung Kedinginan (detikfoto.com)

Belum lagi patung bergaya Yunani abad 18-19 yang mengexpose lekuk tubuh, tanpa busana terpaksa harus ditutupi dengan kain putih, sehingga hanya terlihat kepalanya saja, sedangkan patung wanita duduk bersimpuh setinggi pinggang orang dewasa lebih mirip “pocongan” penunggu pojokan (detiknews.com).

Daripada dikerudungin dengan kain tidak jelas, ada baiknya patung yang menurut kacamata orang Indonesia bisa mengakibatkan tamu negara “terangsang” diletakan di tempat yang tidak banyak dilalui oleh umum. Apa gunanya memajang patung yang seharusnya “telanjang” diberi kain penutup, karena akan mengundang cemoohan dan bahan tertawaan tamu negara dan wartawan mancanegara.

Bagaimana nasib patung-patung tanpa busana yang bertebaran di halaman Istana Bogor? Apakah “mereka”juga harus segera dibuatkan baju penutup demi kenyamanan tamu negara dan wartawan (mancanegara) yang berkunjung disana?

Siap-siaplah Denok, Endang Terate, dan yang lainnya, sudah saatnya kalian menutup aurat masing-masing, bisa pesan model batik mana yang cocok untuk kalian masing-masing……

Patung Endang Terate

Koleksi Patung Istana Bogor

Keterangan:

Foto 1 : koleksi cangkirparagraf.blogspot.com

Foto 2 : koleksi bungtje.files.wordpress.com

Versi lain di Kompasiana tanggal 19 September 2011

Kesetiaan? Tirulah OwaJawa Daripada Kera Ekor Panjang!

Standar

Owa Jawa adalah jenis primata dari suku hylobatidae dan menyebar secara terbatas di Jawa bagian Barat dengan tingkat populasi 1000-2000 ekor, hal inilah menjadikan kera species owa yang paling langka di dunia.

owa jawa (okezone.com)

Owa Jawa merupakan pasangan setia, monogami dengan jumlah anak tidak lebih dari 2 setiap keluarga inti. Apabila salah satu pasangan mati, tidak serta merta langsung mencari pengganti, selektif dalam memilih pasangan hidup, pantang berpindah ke lain hati dan setia sampai mati. Owa betina melahirkan setiap 3 tahun sekali, disusui sampai berusia 18 bulan. Si anak akan terus bersama keluarganya sampai usia dewasa yaitu 8 tahun, setelah itu owa muda akan berpisah mencari pasangannya untuk membentuk keluarga baru.

Bila ditinjau dari segi kemiripan dengan anatomi manusia, owa jawa atau javan gibbon masuk urutan kedua setelah orang utan, gorila dan simpanse, termasuk primata yang cukup pintar. Mirip dengan manusia, bahkan owa jawa mempunyai tingkat stress yang tinggi.

Banyak orang yang memburu anak-anak owa jawa sebagai binatang peliharaan, bahkan ada yang memelihara untuk pancingan punya anak. Masyarakat banyak yang tidak tahu dengan memburu anak-anak owa jawa, biasanya dengan menembak owa betina yang sedang menggendong anaknya, sama saja dengan membunuh seluruh anggota keluarga inti. Owa jantan akan stress dan bisa menyebabkan kematian setelah ditinggal owa betina.

Java Gibbon Centre, didirikan tahun 2003, di area Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat, berusaha menyelamatkan kepunahan owa jawa dengan menjodohkan owa jantan dan betina pada musim kawin dimulai setiap Mei sampai Agustus. Layaknya seperti manusia, walaupun sudah dikenalkan, kalau tidak ada “getar-getar cinta” perjodohan tidak akan berhasil bahkan kalau dipaksa malah bisa mengakibatkan perkelahian, dimana owa jantan menyerang si betina. Perjodohan dengan bantuan “mak comblang” adalah penting, mengingat owa jawa tidak bisa hidup sendirian dalam keluarga di habitat asli.

Bandingkan dengan kera ekor panjang (macaca fascicularis), pada musim kawin pejantan kawin dengan beberapa betina, begitu pula sebaliknya yang betina kawin dengan beberapa pejantan. Masalah kesetiaan jangan diharap, kehidupan poligami dan poliandri berlaku di kelompok mereka, dimana dalam satu kelompok ada satu pejantan yang dominan.

kera ekor panjang (arsipberita.com)

Bahkan kelakuan pejantan di musim kawin (birahi) suka mengintip orang mandi di beberapa sumber air. Satwa ini termasuk cerdik, bisa membuka genteng rumah warga untuk mengintip orang mandi dan betah pula.

Kelakuan negatif lain dari kera ini adalah pedofilia, pejantan suka mengendong bayi kera, seharusnya kewajiban si betina. Si bayi yang tidak mengerti, mengisap alat kelamin si pejantan karena dikira puting susu induk betina, bagi si penjantan hal tersebut merupakan kenikmatan sendiri.

Disamping itu pula karena kecerdikannya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif, seperti dilatih untuk menjadi pencuri, selain itu juga dipelihara dan diperkerjakan sebagai penghibur yang kita kenal dengan topeng monyet. Juga dimanfaatkan untuk penelitian medis, biomedik dan psikologis, termasuk salah satu binatang percobaan.

Ada baiknya manusia di dunia meniru kesetiaan dari owa jawa, setia sampai mati, dan tidak berpaling ke lain hati, bahkan setelah ditinggal pasangannya masih tetap setia, asal jangan ikut mati karena stress. Sayangnya manusia yang katanya punya ahlak yang lebih baik dari mahluk binatang bahkan kera sekalipun, kelakuannya kadang menyerupai kera ekor panjang.

Mempunyai pasangan lebih dari satu dengan dalih agama, sama saja dengan kera ekor panjang, yang mempunyai tujuan untuk memperlihatkan kekuasaan terhadap pasangannya.

Di Amerika saja ada kelompok-kelompok tertentu yang dengan dalih agama, memisahkan diri dari masyarakat umum, mendirikan rumah ibadah sendiri, dimana si pemimpin hidup bagai seorang nabi dan mempunyai banyak istri bahkan menikahi perempuan yang masih berumur belia.

Contoh di Amerika, Rulon Jeffs mempunyai sekitar 20 istri dan 60 anak, meninggal tahun 2002, anaknya Warren Jeffs mengikuti tradisi ayahnya dan “mewarisi” istri-istri ayahnya kecuali yang menjadi ibunya, kabar terakhir dia memiliki  80 istri, sebanyak 24 orang dibawah umur 17 tahun. Untuk semua ini Warren Jeffs dituntut di pengadilan atas pelecehan sexual, perkosaan, penganiayaan terhadap anak umur 12 dan 15 tahun (yang diakui sebagai istrinya), ada kemungkinan di penjara seumur hidup (total 119 tahun). Dia merasa lebih baik di penjara daripada menentang ajaran agamanya, karena semua perbuatannya adalah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

Joe Jessup 88 tahun dengan 5 istri, 46 anak dan 269 cucu

Memang ada kalanya kelakuan manusia suka meniru atau lebih rendah dari kelakuan kera yang katanya  tidak punya ahlak dan iman.

Sumber tulisan :

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/05/24/LIN/mbm.20100524.LIN133595.id.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Owa_jawa

http://arirakatama.multiply.com/journal/item/4

http://id.merbabu.com/fauna/monyet_ekor_panjang.html

http://www.huffingtonpost.com/2011/08/05/warren-jeffs-polygamist-leader-records_n_919170.html

http://www.washingtonpost.com/blogs/under-god/post/warren-jeffs-sister-wives-and-american-polygamy/2011/08/10/gIQAxtn16I_blog.html

Sinetron Indonesia dan Adegan “Ajaib”nya

Standar

Tulisan ini sekedar iseng saja, pastinya dibilang maniak nonton film sinetron Indonesia. Dulu, ya suka sekali karena sebagai pengganti film serial Barat yang jarang diputar di TV swasta. Sekarang? Hanya selintasan pada saat ganti-ganti channel saja, apalagi sudah berlangganan TV kabel, jadi kalau ada perkembangan baru dimaafken

(fototerbaru.com)

Adegan “ajaib” itu misalnya:

  • Tokoh baik terkejut, muka “bego” siap dipasang, mulut dibuka selebar-lebarnya, mata terbelalak. Pengambilan gambar di zoom, memakan waktu sekian detik, lalu ….. iklan komersial muncul.
  • Adegan kecelakaan, entah ketabrak mobil, walaupun sekedar kena bemper mobil, atau jatuh trus kepala kepentok tembok/ujung meja/lantai, atau mobil masuk jurang, atau dibuang ke jurang, sungai, dll hasil akhirnya adalah amnesia alias lupa ingatan.
  • Kabur atau diusir dari rumah, kejadiannya pasti malam hari, hujan lebat, kalau mau extrim pakai bunyi gledeg, bawa duit secukupnya, sialnya lagi dicopet pula di tengah jalan. Lengkap sudah penderitaannya, diusir, kehujanan, kecopetan, dan tidur di jalan sampai besok pagi.
  • Adegan pencarian tokoh utama, yang dicari pasti ambil jalan belok kiri, yang mencari belok kanan. Butuh beberapa episode untuk bisa ketemu lagi.
  • Tokoh utama tidak punya banyak teman, paling banyak 2-3 orang, itu juga sudah termasuk satu orang tokoh si jahat, satu lagi sahabat baik tokoh utama dan jangan lupa satu tokoh plinplan, bisa jahat bisa baik tergantung situasi. Jadi adegan ajaibnya adalah kalau lagi mencari kebenaran pasti tokoh jahat yang dapat duluan. Saksi kebenaran selalu lebih dulu ditemukan oleh tokoh jahat. Tokoh yang lain kemana? Lagi nyari kebenaran di laut ……
  • Adegan jatuh sakit, ini juga lebay, keluarga miskin tapi masuk ke kamar VIP atau kelas satu, trus mulai deh bingung bayar biaya rumah sakit. Ajaib kan? karena dalam kenyataan hidup kalau tidak bayar uang muka jutaan Rupiah sudah pasti tidak dapat kamar alias tidak diterima
  • Adegan bantah-bantahan, pada saat mau menjelaskan cerita sebenarnya selalu sudah dibantah lebih dulu. Celakanya, selalu tokoh baik nurut aja gak ada perlawanan sedikitpun. Kalau ada sampai bisa cerita, pasti ada adegan tidak percaya bulat-bulat
  • Adegan kepergok atau ketangkap basah, kalau terjadi pada tokoh jahat pasti selamat, karena banyak akal dan cepat bergeraknya. Tapi kalau terjadi pada tokoh baik, sudah pasti ketangkap dan disandera, tunggu beberapa episode untuk bisa lepas dari penyanderaan.
  • Adegan tangis histeris, adegan ini sangat lebay, apalagi kalau menghadapi mayat gak jelas akibat kebakar, kecelakaan hebat yang mengakibatkan wajah rusak berat dan tak dapat dikenali. Percaya dengan bukti ngawur dari pakaian, asesoris yang dipakai, dompet, dll. Padahal dunia kedokteran dah canggih, teroris yang mati aja masih dicek DNA nya, kok yang mayatnya gak dikenali tidak dites DNA, padahal orang kaya…… perlu beberapa episode lagi untuk sadar. Setelah sadar trus mau bongkar kuburan? Butuh berapa episode lagi ya…..
  • Belum lagi kalau di sinetron religi, yang gak soleh pastinya keluarga kaya dan yang soleh keluarga miskin.
  • Ustadz yang paling benar datangnya dari kampung, sedangkan yang dari kota besar mata duitan.

Biasanya kalau cerita mau dipanjang-panjangin ya setiap adegan pasti diulur-ulur sampai beberapa episode. Contoh adegan amnesia itu adalah wajib hukumnya di semua cerita sinetron, padahal cuman kepentok ringan saja bisa amnesia, coba saja baca di koran, berita-berita kecelakaan yang sampai masuk jurang, mobilnya nabrak trotoar sampai rusak berat bagian depan, pengemudi sampai mengaduh-ngaduh kesakitan, entah di kepala, badan atau anggota tubuh lain, gak ada tuh berita bahwa korban kecelakaan berat tadi menderita amnesia.

Belum lama ini ada berita tentang kecelakaan di tol Cipularang (kejadian tanggal 3 September 2011) yang mengakibatkan istri dari penyanyi dangdut Saiful Djamil meninggal dan dikabarkan Syaiful Djamil (suami sekaligus sopir mobil) menjadi tersangka dalam kasus kecelakaan tersebut. Apakah Syaiful tiba-tiba menderita amnesia akibat kecelakaan tersebut? Ternyata Syaiful sehat walfiat, sedikit lecet-lecet, trauma kalau lewat jalan tol tersebut, tapi tetap melanjutkan hidup dengan show perdana di Lampung untuk melunasi biaya rumah sakit almarhumah Virginia Anggreni.

Mudah-mudahan penonton setia sinetron tidak amnesia dengan sinetron jaman dulu yang lebih berkualitas dan membumi.

Adegan-adegan “ajaib” lain tentunya masih banyak dan berkembang, jadi ini semua adalah pengamatan saya selama beberapa tahun sampai saya berlangganan TV kabel Desember 2010.

Versi lain di Kompasiana tanggal 6 April 2010

Orang Tua Mengatur Kehidupan Pribadi Anaknya?

Standar

Dimuat di Kompasiana tanggal 10 July 2011

Belum lama ini ada berita bahwa Irfan Bachdim dan Jennifer Kurniawan sudah menikah di Eropah (entah di Jerman atau di Belanda) pada 8 July 2011, kabarnya hanya keluarga dekat yang hadir dalam upacara pernikahan mereka. Gossip bahwa keluarga Irfan Bachdim tidak setuju rupanya dibantah oleh orang tua dari Irfan sendiri Noval dan Hester Bachdim.

Irfan dan Jennifer (antarafoto.com)

Noval Bachdim, menilai bahwa pilihan mencari pasangan atau teman hidup sepenuhnya di tangan sang anak sendiri. Orangtua, bagi Noval, tidak bisa melarang atau memaksakan kehendak. Itu pula yang diterapkan pada pernikahan Irfan ini (sumber: Kompas.com).

Bagaimana dengan “keluarga besar” Bachdim, yang diwakili oleh Helmi Bachdim (paman tertua Irfan, kakak kandung Noval Bachdim), yang mengatakan tidak setuju dengan hubungan Irfan-Jennifer, salah satunya, adalah perbedaan agama, salah duanya, Irfan belum memperkenalkan Jennifer pada keluarga besar Bachdim dan salah tiganya, Irfan masih terlalu muda untuk menikah, karirnya di sepak bola masih panjang, jadi nanti-nanti saja, kenapa harus sekarang? Jadi kelihatannya ada tiga kesalahan (?) kalau Irfan menikah dengan Jennifer. Tapi bagaimana menurut orang tua kandung Irfan, Noval dan Hester Bachdim? Ternyata mereka setuju saja dengan pilihan anaknya karena usia Irfan sudah dianggap dewasa.

Sama halnya dengan pakai tato di tubuh pun, Noval menyatakan tidak punya kuasa untuk melarang. “Sebagai orangtua, kami memberi bimbingan dan bekal ilmu agama sampai dia mencapai usia 18 tahun, lepas itu dia sendiri yang harus bertanggung jawab,” ujar Noval Bachdim kepada Radio Nederland (sumber: Kompas.com).

Mungkin pamannya Irfan lupa kalau Irfan dididik di luar negri (Belanda) dan bukan di Indonesia, di mana kalau di Indonesia “keluarga besar” ikut campur tangan dalam segala hal, apalagi perkawinan. Bisa kita lihat pernyataan dari ayah kandung Irfan yang mengatakan “kami memberi bimbingan dan bekal ilmu agama sampai dia mencapai usia 18 tahun, lepas dari itu dia sendiri yang bertanggung jawab”, itu adalah pernyataan yang tidak aneh bagi orang tua di negara Barat, tapi sangat-sangat aneh bagi telinga orang Indonesia.

Kapan seseorang dianggap dewasa?

Arti kata dewasa dari Kamus Bahasa Indonesia:
1. sampai umur, akil baliq (bukan kanak-kanak atau remaja lagi)
2. matang (tentang pikiran, pandangan, dll)
Masa dewasa : masa seseorang menginjak usia kawin dan karena itu dianggap sudah dapat berdiri sendiri dalam menanggung hidupnya, lepas dari asuhan dan bantuan orang tua.

Kalau di negara Barat seperti Australia, Amerika, Eropah, mungkin beberapa negara tertentu di Asia, pada saat anak masuk Universitas atau pada saat anak berumur 18 tahun, kebanyakan orang tua sudah lepas atau mengurangi keterlibatannya dalam kehidupan pribadi anaknya. Ada juga yang masih mengikuti sampai lulus Universitas, setelah itu lepas sama sekali. Beberapa masih terus terlibat sampai ke perkawinan anaknya, terutama kalau mereka berasal dari keluarga yang kaya, karena untuk menjaga agar harta kekayaan keluarga tidak jatuh ke tangan menantu yang tidak tepat.

Bagaimana di Indonesia? Mungkin 90% akan ikut terlibat terus dalam menentukan kehidupan anak-anak mereka sampai mereka (para orang tua) meninggalkan dunia. Sedikit sekali yang tidak ikut campur tangan, apalagi dalam hal mencari jodoh, memberi nama cucu, menanti kelahiran cucu terutama cucu laki-laki sebagai penerus keluarga. Bahkan di beberapa suku di Indonesia, orang tua kandung berkurang haknya ketika anaknya mau menikah, dan yang menentukan segala-galanya termasuk oke tidaknya calon menantu adalah saudara-saudara kandung dari orang tua mereka.

Dalam beberapa hal, kata dewasa di Indonesia memiliki beberapa arti. Secara hukum umur 18 tahun sudah dianggap dewasa, artinya pasti sudah punya KTP, sudah bisa ikut pemilu tingkat nasional sampai daerah, sudah bisa menikah secara hukum, sudah bisa menandatangani dokumen penting (di Indonesia umur 21 tahun), bahkan sudah bisa menerima sejumlah uang sebagai ahli waris dari suatu asuransi.

Secara logika kalau si anak pada usia 25 tahun mau menikah, dia sudah bisa menentukan sendiri calon pasangannya, karena sudah di atas usia 18 tahun. Bahkan ada yang bilang kalau anak perempuan sudah menstruasi walaupun umurnya belum mencapai 18 tahun, sudah “dianggap” dewasa dan sudah “bisa” dinikahi.

Kenyataannya sangat jauh dari teori. Bahkan kata dewasa bisa berlainan arti dalam beberapa kalimat, misalnya: “Kamu masih kecil belum dewasa untuk memilih jodoh, umur kamu baru 22 tahun”, di lain waktu, “Kamu kan sudah dewasa, masa tidak bisa berpikir kalau hidup mau sukses butuh gelar Sarjana kalau perlu sampai S2″.

Jadi kapan donk orang tua (di Indonesia) berhenti ikut campur tangan di kehidupan anaknya dan menganggap si anak sudah dewasa? Apakah pada saat usia 18 tahun? Pada saat anak sudah menikah? Pada saat si anak sudah punya anak sendiri, sehingga si anak tersebut sudah bisa disebut orang tua juga? Atau malahan tidak pernah berhenti, baru berhenti kalau napas mereka sudah berhenti?

sumber: kompas.com, detik.com, vivanews.com

Hati-hati Dengan Usia 16 Tahun!

Standar

Dimuat di Kompasiana tanggal 25 May 2011

Melihat kasus selebritas usia 16 tahun kabur dua kali dari rumah, dan sekarang sudah kembali ke rumahnya, walau dalam keadaan terpaksa, ternyata ada lagi gadis remaja 16 tahun di Jogja yang rela kabur dengan pria yang sudah punya dua istri dan tiga anak, bahkan si gadis juga ingin punya anak dari laki-laki tersebut (sumber: Harian Jogja, 25 Mei 2011)

Ada apa ya dengan usia 16 tahun ini? Khususnya di remaja berjender wanita. Bahkan ada rekan kompasianer yang berbagi cerita di sini, bagaimana rasanya punya anak perempuan usia 16 tahun tapi tidak tinggal satu rumah dengan orangtuanya, bahkan tidak satu benua, tapi masih satu planet, planet biru yaitu bumi!

Kejadian di atas itu kisah nyata, kalau kisah fiksinya juga ada loh, melibatkan usia 16 tahun mungkin 17 tahun yang jatuh cinta sama Vampire, bahkan mau jadi Vampire sebelum usia 20 tahun.

(flickerobsession.blogspot.com)

Sekarang ini saya lagi nonton serial Parenthood, cerita drama keluarga dan tentunya fiksi, tentang keluarga besar Zeek Braverman, yang terdiri dari 3 generasi. Lama-lama saya menemukan keasyikan sendiri dari menonton serial ini. Menceritakan tentang suka duka suatu keluarga besar, Braverman Senior mempunyai 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan, dan mempunyai 5 cucu resmi dan 1 cucu yang belum resmi (orang tuanya belum nikah resmi).

Salah satu episodenya, menceritakan tentang kaburnya (lagi-lagi kabur) anak gadis dari Adam Braverman (anak laki tertua dari Zeek) yaitu Haddie. Kenapa? Karena dilarang oleh orangtuanya bergaul atau berteman dengan seorang laki-laki yang sudah berusia 19 tahun, tidak sekolah, sudah bersih 6 bulan dari alkohol tapi masih ikut terus terapi, dan tinggal sendiri di apartemen dan yang terakhir adalah seorang African American, satu lagi tambahan dia mengurusi rumah singgah.

Masalah rasis? Wah, sudah tidak jamannya lagi Amerika mempersoalkan rasis di film-filmnya, baik dari segi warna kulit maupun pandangan ideologi. Jadi apa donk kalau gitu?

Keberatan utama dari orangtuanya adalah sex di bawah umur! Haddie baru berusia 16 tahun, masih dibawah umur, sedangkan si laki-laki berusia 19 tahun artinya sudah dewasa secara hukum. Mereka khawatir kalau nanti Haddie terlalu akrab dengan laki-laki tersebut, mantan alkoholik dan akhirnya melakukan hubungan sex di apartemen laki-laki tersebut (walaupun alasan sex tidak diutarakan). Akhirnya Haddie tidak terima dengan alasan orangtuanya dan kabur ke rumah kakek neneknya.

Bagaimana akhirnya? Haddie kembali lagi karena bujukan dari neneknya untuk pulang karena memang di rumah orangtuanya lah Hadie harusnya tinggal bukan di rumah kakek neneknya. Kedua, semua persoalan dengan orangtuanya tidak harus diselesaikan dengan kabur. Ketiga, orangtuanya juga akhirnya kompromi dengan pertemanan Haddie dan Alex dengan beberapa syarat dan pastinya di bawah pengawasan orang tua Haddie.

Jadi benar rupanya kalau usia sekitar 16 tahun itu rawan bagi perawan? Selain si Perawan bisa malu, orang tuanya juga ikutan malu kalau anak perawannya sampai kabur hanya gara-gara mahluk yang berjender laki-laki dan cinta, belum lagi harus bikin konferensi pers segala.

 

“Mereka” Lebarannya Tidak Jelas Kapan?

Standar

Kapan Lebarannya? (Koleksi Pribadi)

Pelajaran bahasa Indonesia sudah diajarkan secara formal dari masuk taman kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas. Kenyataannya hal tersebut tidak membuat kita, orang Indonesia menjadi mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Lihat saja contoh spanduk yang digantung sebagai pengumuman untuk memberitahukan kepada khalayak ramai khususnya pelanggan rumah makan Pondok Cabe di jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta, kapan mereka libur lebaran, tutup dan buka kembali rumah makan tersebut.

Kalau dibaca secara keseluruhan, akan membingungkan, tapi biasanya calon pengunjung akan membaca kalimat kedua saja sudah cukup, artinya kalau mau makan disana tanggal 1 September 2011 sudah buka kembali.

Coba kita baca pengumuman itu secara keseluruhan dan mencoba mengerti (tapi tidak bisa),

Lebaran Tetap Buka, artinya lebaran versi Muhammadiyah tanggal 30 Agustus 2011 dan Pemerintah bersama NU tanggal 31 Agustus 2011, rumah makan tersebut tetap buka. Kenyataannya saat gambar di atas diambil (difoto) tanggal 31 Agustus 2011, rumah makan tersebut tutup total dengan pagar ditutup digantungi oleh spanduk tersebut.

Tutup 2 Hari Saja, rupanya mereka tutup pada saat lebaran 30 dan 31 Agustus 2011. Jadi kalimat Lebaran Tetap Buka adalah berita bohong semata. Rupanya suasana Idul Fitri belum habis, sudah memberikan pengumuman tidak benar.

Buka Kembali Kamis, 1 September 2011, ini berita yang paling penting!

Jangan-jangan “mereka” lebaran tanggal 29 Agustus 2011.

versi lain di Kompasiana tanggal 1 September 2011